Selasa, 02 Maret 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ITI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS


1. Latar Belakang

Integrated thematic Instruction (ITI) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Susan J. Kavolik dan Jane R. McGeehan yang diaplikasikan dalam mata pelajaran Biologi. ITI merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan hasil penelitian mengenai perkembangan otak manusia. Oleh karena itu, pembelajaran ini terfokus pada pengembangan nilai-nilai yang mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir dan berolah rasa yang mereka sebut “bodybrain basics”. Di dalam “bodybrain basics” terdapat enam konsep nilai yang utama.

a. Emosi adalah pintu gerbang pembelajaran dan performansi

Sylwester (1995) mengungkapkan situasi secara jelas dalam bukunya ini A Celebration of Neurons, “Kita tahu bahwa emosi sangat penting pada proses pendidikan karena emosi tersebut menggerakkan perhatian, yang mengarah pada pembelajaran dan memori. Sensori data masuk ke otak dari sel melalui badan yang dimunculkan oleh struktur otak dirancang untuk mendeteksi bahaya imminent. Le Doux (1996) menjelaskan bahwa pelayanan yang memungkinkan pada keselamatan atau kelangsungan dideteksi secara tak sadar. Otak dipicu oleh amygdala, sebuah struktur di dalam sistem otak. Sylwester menganjurkan bahwa kita mempertimbangkan sistem amygdala otak kita.

b. Kecerdasan adalah berfungsinya pengalaman

Salah satu pengumuman yang paling mengejutkan dari penelitian pembelajaran biologi adalah bahwa alam dan pemeliharaan merupakan patner yang tak terpisahkan. Sebuah kelahiran baru tiba dengan neural dasar untuk mengatasi gerak reflek seperti menghisap. Chugani dan peneliti lainnya menggunakan prosedur dan teknologi baru yang sudah tersedia, seperti dilaporkan oleh Begley (1997) untuk mendemonstrasikan bahwa pengalaman di dunia setelah kelahiran, otak dipersiapkan untuk tugas-tugas kehidupan. Penemuan yang menarik perhatian diterapkan pada anak yang berumur 3 tahun untuk belajar hal-hal yang baru dalam kehidupan. Pada usia berapa saja pada saat pengalaman dikonfrontasikan, otak mulai proses perekrutan neuron dan tumbuh dendrites, untuk berkomunikasi antara neuron-neuron di tempat yang berbeda pada otak tersebut.
Dirangsang oleh lingkungan, hubungan antara neuron meningkat seperti dijelaskan oleh Diamond (1998). Otak menjadi lebih padat dan lebih berat. Pertumbuhan ini memungkinkan pelajar untuk menghubungkan ide untuk memiliki pemahaman yang baik (penuh) menjadi lebih pandai. Perkins (1995) menyarankan kita akan menyaksikan sebuah revolusi pemahaman kita pada kecerdasan intelegensi, dan revolusi ini memiliki karakter yang bisa disimpan kembali. Perkins mengatakan bahwa kita tidak dibatasi oleh genetik keturunan. Sebaliknya, kecerdasan adalah sesuatu yang dapat dibajak, dioleh, dan diperoleh. Orang dapat belajar untuk berpikir dan bertindak secara lebih cerdas.

c. Manusia dalam seluruh kebudayaannya menggunakan intelegensi untuk menyelesaikan permasalahan dan menciptakan produk.

Manusia mempergunakan kecerdasannya untuk menyelesaikan masalah menghasilkan produk. Gardner’s (1983) melalui teori multipel intelegensi mendefinisikan intelegensi manusia sebagai seperangkat keterampilan untuk memecahkan masalah, memungkinkan individu untuk memecahkan masalah atau kesulitan yang dia temukan, jika tepat, menciptakan produk yang efektif, dan juga harus secara potensial menemukan atau menciptakan masalah. Di sana terbentang latar belakang untuk memperoleh pengetahuan baru.
Dia mengidentifikasi 8 intelegensi, yaitu: kebahasaan, musik, matematika logika, tempat, kinestetik, naturalis, intrapersonal, dan interpersonal (hubungan antar sesama).

d. Penelitian otak adalah penelitian untuk pola-pola yang bermakna.

Otak manusia merupakan serangkaian sistem syarat yang berstruktur. Kemampuannya yang luar biasa dapat menghubung-hubungkan berbagai ide yang tak terbatas, dan kemampuan itu akan terus meningkat dengan pola-pola pelatihan yang bermakna.

e. Pembelajaran adalah pemerolehan program mental yang berguna

Hart (1983) mendeskripsikan pembelajaran sebagai proses dua bagian yang melibatkan keturunan dan latihan yang bermakna dan pemerolehan program-program mental. Untuk mengenali pelatihan seseorang harus bisa mendeteksi atributnya, karakteristik yang membedakan satu objek atau tindakan dari yang lainnya. Apa perbedaan lari dan berjalan? Bagaimana saudara mengetahuinya? Setiap kata kerja dan kata benda dalam bahasa Inggris menyajikan pola

f. Kepribadian (karakter dasar seseorang)

Perbedaan kepribadian memiliki pengaruh pada pembelajaran. Keirsey dan Bates (1984) mendeskripsikan kerangka yang berguna untuk mencari pengaruh pilihan-pilihan kepribadian. Diungkapkan oleh Jung, Kiersey, dan Bates mengidentifikasi empat tipe orientasi yang luas terhadap informasi baru dari orang lain, beberapa yang lebih cocok daripada lainnya untuk perlengkapan sekolah tradisional. Empat tipe tersebut dipaparkan sebagai empat karakter seperti ditunjukkan dalam Fig. Manusia bisa belajar tingkah laku, tetapi mempunyai pilihan-pilihan yang kuat ketika mereka mendapatkan situasi baru atau ketika menemukan informasi pembelajaran baru.
Berdasarkan ciri-ciri utama ITI di atas, kiranya model pembelajaran yang dikembangkan oleh Susan J. Kavolik dan Jane R. McGeehan dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis surat dinas.

2. Pembelajaran Menulis Surat Dinas

Ada beberapa model “ITI Classroom”. Salah satu model kelas Pembelajaran Tematik Terpadu yang relevan untuk pembelajaran menulis surat dinas adalah kelas ITI dengan urutan pembelajaran “ada di sana, konsep, bahasa, dan penerapan nyata”.

a. Ada di Sana

Pada tahap ini guru mengajak peserta didik ke suatu tempat yang dapat memperkaya pengalaman siswa mengenai penulisan surat dinas. Siswa perlu diberi pengalaman-pengalaman yang bermakna karena pengalaman yang seperti itu sangat berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan mereka.
Tempat yang relevan untuk memperkaya pengalaman menulis surat dinas adalah perkantoran khususnya ruang administrasi atau tata usaha. Di ruang itu siswa dapat mengamati dan menggali informasi tentang ihwal penulisan surat dinas.

b. Konsep

Di tempat yang memungkinkan siswa menggali informasi yang sejelas-jelasnya, seperti ruang tata usaha, siswa dapat membentuk dan mengembangkan konsep tentang topik yang dipelajari, yakni menulis surat dinas. Siswa dapat melihat berbagai jenis surat dinas, dapat mengamati ciri-cirinya, penulisan nomor suratnya, dan unsure yang lainnya.
Di tempat itu pula siswa dapat memanfaatkan kepala tata usaha atau karyawan kantor itu sebagai nara sumber yang dapat memberikan penjelasan mengenai berbagai informasi yang diperlukan siswa tentang penulisan surat dinas.
Dengan demikian, siswa mempunyai bahan untuk sharing dengan teman terutama dengan gurunya mengenai surat dinas. Akibatnya, siswa akan mempunyai konsep yang mantap karena diperoleh atau dibangun dengan berbagai cara dan sumber.

c. Bahasa

Di tempat mereka yang baru siswa berinteraksi dengan para karyawan kantor. Di sana peserta didik belajar bersosialisasi. Ada beberapa nilai yang dapat dikembangkan dalam peristiwa itu, di antaranya kesantunan berbahasa dan bersikap, menghargai orang lain, membandingkan apa yang dipelajari di sekolah dengan yang dilakukan dengan orang dewasa dalam pekerjaan mereka (menumbuhkan apresiasi terhadap profesi), dan bekerja sama.
Semua aktivitas siswa tidak lepas dari praktik berbahasa, baik sekadar untuk berkomunikasi maupun untuk menggali ilmu pengetahuan.

d. Penerapan Nyata

Pengalaman yang sangat berharga dalam model Integrated Thematic Instruction (ITI) ini adalah terlibatnya siswa dalam pengalaman yang nyata untuk menerapkan konsep yang diperoleh dalam aktivitas yang sebenarnya.
Di sana siswa dapat Praktik Kerja Lapangan. Mereka dapat dilibatkan untuk benar-benar bekerja (praktik) membantu para karyawan untuk membuat surat dinas, dan dilibatkan pula dalam proses pengurusan legalisasi surat, serta pengarsipannya.
Melalui penerapan dalam dunia (lingkungan) yang sebenarnya seperti itu, siswa merasa percaya diri bahwa mereka mampu berbuat seperti apa yang dilakukan orang dewasa. Tertanamnya sikap mental yang seperti itu merupakan modal yang sangat berguna bagi para siswa untuk terus belajar mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Surat dinas yang dihasilkan (produk) merupakan pengalaman yang sangat berkesan dan merupakan wujud pelatihan menyelesaikan masalah yang merupakan manifestasi pengembangan kecerdasan siswa.

3. Penutup

ITI merupakan model pembelajaran mata pelajaran Biologi yang dikembangkan oleh Susan J. Kavolik dan Jane R. MacGeehan yang dapat diaplikasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis surat dinas. Langkah-langkah pembelajaran surat dinas berdasarkan pembelajaran model ITI terdiri atas empat tahap. Pertama, ada di sana, yakni menempatkan siswa di lokasi yang mampu memberinya pengalaman yang berarti. Kedua, konsep, merupakan tahap pembentukan dan pengembangan konsep tentang topik yang dipelajari. Ketiga, bahasa, merupakan penggunaaan bahasa dengan memperhatikan segala konteksnya. Keempat, penerapan nyata, adalah praktik kerja nyata yang dilakukan siswa di tempat belajarnya yang baru.

0 komentar:

Posting Komentar