Sabtu, 26 Desember 2009

PUISIKU

My baby


Hari ini seperti genap badanku
Seperti genap asaku
Seorang bayi mungil, hadir
Perempuan
Ia hadir di sini
Di tempat ini
Di masa ini
Di duka ini
Hapuskan, nak
Hapuskan segala luka
Hapuslah segala mimpi
Anakku
Apakah hilang segala palsu
Semu



Bidari, Sebuah Penantian, 02 Juli 2006


POTRET


Kupandangi
Kuraba potret itu
Dalam bilik bambu
Cantik


Perlahan mataku berkaca-kaca
Merasakan aura
Derita potret
Potret derita




Bidari, 2007




Bidadari


Terbang turun dari surga
Wajahnya yang cantik
Kemilau menyelimuti
Bak salju suci

Kau basuh ragamu di telaga itu
Muka makin bercahaya
Pipi yang ranum itu
Matanya berkaca-kaca

Bidadari,
Tangismu, air matamu mengalir
Membasahi pipimu yang ranum
Apakah dunia ini telah menyakitimu ?
Benarkah telaga ini mencabikmu ?

Baiklah
Ambil selendangmu
Terbang, tinggalkan telaga itu
Tinggalkan yang menderamu
Surga itu
Tempat yang membahagiakanmu


Bidari, 0507


Gaung


Lembut
Sayup
Tiup
Kencang
Terseret daku
Terluka aku
Menghampiri
Mengisi
Sebentar datang
Sebentar hilang
Angan makin tak jelas
Sayat memburu
Terluka aku
Mengejar bayang suara gaung itu


Bidari, Juliku ‘08


ULTAH


Hari ini, ultahmu
Tak ada kata
Tak ada rangkaian bunga
Juga tak ada pesta


Kucoba tuk mendaki hari ini
Mengejar perasaanku
Kuucapkan serangkaian ucapan suci
Selamat ulang tahun untukmu
Tak menentu menggayutiku
Putus asa sertai ucapanku
Akankah sampai di relung hatimu
Hati yang semakin menjauh
Kugapai-gapai
Hari ini kupupuskan segalanya
Di atas lautan harapanku
Apalagi yang harus aku tapaki
Harapanku layu di lembah madu

Andai saja engkau tahu
Begitu dalamnya


Bidari, 250908


BUNGA SURGA


Bidadari, bangunlah
Hari ini telah turun bunga surga
Hilang risau luluh hati
Sirna bisa obat luka
Letih mata berkaca
Bunga surga, bak safir keemasan
Dengarkan gemuruh dada ini
Gemerincing lonceng hati
Membahana, menggelegar membelah angkasa
Mengabarkan kepada surga
Bidadari ini bahagia
Berlari berkereta kencana
Di bibirnya ada canda tawa
Bersama
Menggenggam harapan
Selipkan bunga surga di lubuk hatinya


Bidari, 101008


GUGUR BUNGA SURGA

Bidadari ini tersakiti
Dalam, teramat dalam
Sakit, teramat sakit
Terasa luka tersiram air cuka
Pedih, melebih pedih
Terluka dan terhina
Bunga surga yang baru diselipkan di lubuk hatinya
Dicari-carinya entah kemana
Bunga surga yang bergemuruh di dada,
Yang mampu membelah angkasa
Mengabarkan kepada surga
Bidadari ini bahagia...
Kini berubah menjadi teriakan
Yang menyanyikan lagu pilu
Bidadari,
Telaga ini, dunia ini
Tak ‘kan pernah meneteskan kebahagiaan untukmu
Ketika dunia ini menyapa dan menaburkan
Persemaian, kasih di hatimu
Bidadari, kau tak kan pernah menemuinya
Kebahagiaan tak pernah ada untukmu
Tapi....
Bidadari ini telah lekat dan lelah dengan luka dan duka
Sepahit apapun bidadari harus bahagia
Meski dengan bayang-bayang luka
Terimalah ini sebagai takdir semata
Bidari, 171008



SEBONGKAH RINDU

Sebongkah rindu
Kubawakan untukmu
Dada ini sesak,
Ketika Kunthi ada bersamamu

Kabut berarak
Mendung kian tebal
Gerimis hujan menyirami hati yang gersang
Titik hujan jatuh dibumbui aroma cemburu yang lekat

Aku terbenam bersama bongkahan rinduku
Kutepis semua bersama ketakberdayaanku akan cinta dan derita

Nikmati bersama elegi penggembaraan nestapa usia





Bidari, 250109



RAPUH

Dadaku amat sesak
Terasa ada batu yang mengganjal
Dan aku tidak mampu mengambilnya

Tangisku tertahan
Terhimpit pahit
Ingin aku menjerit
Namun aku tak kuasa
Dan memang aku tak bisa
Dadaku semakin sakit
Kutelan lagi pil pahit hidupku

Tuhan, ampuni aku
Mengapa kali ini aku merasa rapuh

Bidari, 290109



SAHABAT SEJATI

Bening embun pagi tak sebening nurani
Tiada persaudaraan sejati seindah persahabatan
Selamat menunaikan ibadah puasa
Semoga ramadan kali ini menerangi hatimu
Sehingga mampu memahami arti sahabat

Sahabat itu ringan hati untuk menggenapi
Sahabat itu tulus hati untuk membantu
Sahabat itu mampu merasakan bila tersakiti
Sobat, sejatinya sahabat mampu malahirkan sahabat sejati




260809

0 komentar:

Posting Komentar